Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup menyendiri. Secara kodrati, manusia harus hidup berdampingan dan berinteraksi dengan manusia lainnya demi untuk kelangsungan hidupnya. Manusia harus selalu hidup bermasyarakat, baik masyarakat dalam skala kecil di dalam rumah tangganya yang hanya terdiri dari beberapa orang (suami, istri, dan anak) hingga ke masyarakat yang lebih luas, seperti lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, kampung, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, negara, bahkan antar negara/bangsa.

          Manusia saling berinteraksi satu sama lain menggunakan keterampilannya dalam berkomunikasi, di mana secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai proses  menyampaikan pesan, selanjutnya si penerima pesan memahami pesan yang disampaikan sesuai dengan yang dimaksud oleh si pengirim. Dalam bahasa komunikasi, pihak yang menyempaikan pesan disebut komunikator, sedangkan pihak yang menerima pesan disebut komunikan/communicatee.

Komunikasi dikatakan baik dan efektif apabila dilaksanakan secara dua arah, yaitu ada pihak yang menyampaikan pesan dan pihak yang menerima pesan, diikuti dengan saling memberikan respon (umpan balik), sehingga terwujudlah interaksi. Namun demikian semakin luas dan besar suatu masyarakat, maka semakin banyak kendala atau permasalahan yang timbul dalam komunikasi. Kendala atau masalah timbul akibat adanya perbedaan-perbedaan di antara sesama manusia, seperti perbedaan pola pikir, pandangan hidup, pendidikan, tujuan, kebutuhan/keinginan, karakter, budaya, nilai-nilai, agama atau kepercayaan yang dianut, dan lain-lain, sehingga pesan yang disampaikan terkadang gagal dipahami sebagaimana yang dimaksudkan oleh pemberi pesan. Kegagalan memahami inilah yang menjadi masalah utama dalam komunikasi, karena dapat mengakibatkan timbulnya kesalahpahaman, perselisihan, pertikaian, hingga ke bentrok fisik, bahkan peperangan antar bangsa dan negara.

          Di lingkungan kerja, komunikasi menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Visi, misi, dan tujuan organisasi dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik oleh seluruh jajaran pegawai melalui proses komunikasi yang baik dan efektif. Suasana kerja yang kondusif, kompak, nyaman, dan menyenangkan, didukung oleh komunikasi interaktif dua arah yang terbuka. Pegawai akan termotivasi dan merasa dihargai, sehingga mereka akan terpacu untuk bekerja dan memberikan kontribusi terbaiknya, karena mereka senantiasa merasa didengarkan, diajak bicara, dan dilibatkan dalam berbagai aktivitas pekerjaan yang penting, termasuk dalam pemecahan  masalah dan pengambilan keputusan.

          Dengan demikian, komunikasi akan selalu dibutuhkan dalam berbagai sendi kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting dan mutlak harus dipelajari setiap orang.